Jumat, 10 Januari 2014

Sistem Pendidikan di Jepang

Anak saya bersekolah di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) kota Tokyo, Jepang. Pekan lalu, saya diundang untuk menghadiri acara “open school” di sekolah tersebut. Kalau di Indonesia, sekolah ini mungkin seperti SD Negeri yang banyak tersebar di pelosok nusantara. Biaya sekolahnya gratis dan lokasinya di sekitar perumahan.

Pada kesempatan itu, orang tua diajak melihat bagaimana anak-anak di Jepang belajar. Kami diperbolehkan masuk ke dalam kelas, dan melihat proses belajar mengajar mereka. Saya bersemangat untuk hadir, karena saya meyakini bahwa kemajuan suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari bagaimana bangsa tersebut mendidik anak-anaknya.

Melihat bagaimana ketangguhan masyarakat Jepang saat gempa bumi lalu, bagaimana mereka tetap memerhatikan kepentingan orang lain di saat kritis, dan bagaimana mereka memelihara keteraturan dalam berbagai aspek kehidupan, tidaklah mungkin terjadi tanpa ada kesengajaan. Fenomena itu bukan sesuatu yang terjadi “by default”, namun pastilah “by design”. Ada satu proses pembelajaran dan pembentukan karakter yang dilakukan terus menerus di masyarakat.


Rabu, 09 Oktober 2013



BAHAYA BUMBU MIE INSTAN -------------------------------- Bagi penyuka MIE Instan. tolong diperhatikan : HATI-HATI, Bumbu Mie Instan TIDAK BOLEH DIMASAK !!! PERINGATAN BAGI KITA SEMUA BAHWA MIE INSTANT TIDAK BOLEH DIMASAK BERSAMAAN DENGAN BUMBUNYA, KARENA MSG (MONO SODIUM GLUTAMAT) BILA DIMASAK DI ATAS 120C AKAN BERPOTENSI MENJADI KARSINOGEN, PENCETUS KANKER. PERHATIKAN SEMUA KEMASAN MIE INSTAN, KEBANYAKAN PROSEDURNYA MASAK MIE DULU BARU DITABURI BUMBU. BUMBU DI TARUH DI MANGKOK DULU. JADI JANGAN PERNAH MASAK MIE BESERTA BUMBUNYA! BAHAYA !!!

Rabu, 25 September 2013



1 ONS bukan 100 Gram – Pendidikan yang Menjadi Boomerang
September 26, 2013 Leave a comment
1 ONS bukan 100 Gram – Pendidikan yang Menjadi Boomerang
Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir
tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan
limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak
ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara
langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal.
Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya
menggunakan satuan pound dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang
bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram,
sesuai pelajaran yang ia terima dari sekolah. Sebelum PHK dijatuhkan,
teman saya diberi tenggang waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara
menunjukkanacuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g. Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10
kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau
dikenal secara internasional tidak bisa ditemukan.
SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN.
Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba menanyakan hal ini
kepada lembaga yang paling berwenang atas sistem takar-timbang dan ukur di
Indonesia, yaitu Direktorat Metrologi . Ternyata, pihak Dir. Metrologi-pun
telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram. Mereka
justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem
Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia. Untuk ukuran
berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan Ons bukanlah bagian
dari sistem metrik ini dan untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan
ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak
timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan “ons” dan “pound”.
Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1 pound =
500 gram,ternyata tidak pernah ada acuan sistem takar-timbang legal atau
pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100
gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia internasional,
tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus Indonesia. Jadi, hal ini
adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun. Sampai kapan mau
dipertahankan ?
BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ?
Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku
sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan
salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan
menyesatkan. Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana
penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas
dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita)
menerapkan dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah
mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak
kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. “Racun” ini sudah
tertanam didalam otak anak kita sejak usia dini.
Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang
diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia
mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin bagi para guru untuk
melakukan koreksi selama Dep. Pendidikan belum merubah atau memberi-kan
petunjuk resmi.
TANGGUNG JAWAB SIAPA ?
Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita
jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada
para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak
menjadi beban psikologis bagi mereka ; “acuan sistem timbang legal yang
mana yang pernah diakui / diberlakukan secara internasional, yang
menyatakan bahwa 1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram.”?
Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal ini
diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ? Pernahkan Dep.
Pendidikan menelusuri, dinegara mana saja selain Indonesia berlaku
konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram ? Patut dipertanyakan
pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit buku pegangan sekolah yng
melestarikan kesalahan ini ?
Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan ons yang keliru ini,
sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang
pemakaian satuan “ons” dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah
harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas). Sistem
baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum
diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia
yang konversinya adalah 1 ons (Depdiknas) = 100 gram dan 1 pound
(Depdiknas) = 500 gram. ? Bagaimana “Ons dan Pound (Depdiknas)” ini
dimasukkan dalam sistem metrik yang sudah baku diseluruh dunia ? Siapa
yang mau pakai ?.
HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI
Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang
merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak
kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu
contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue
dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.
Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah
nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.
Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai
hal ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak Indonesia.
Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan.
Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang-Ukur,
Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat
Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia. Mari kita
ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.
Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita
harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya,
materinya maupun arah pendidikannya. Mengejar ketertinggalan dalam hal
kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat
berat. Janganlah malah diperberat dengan pelajaran sampah yang justru
bakal menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti
aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan
hanya yang rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi korban akibat pendidikan
yang salah. Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri
yang berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.
Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang benar
sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh
dengantantangan berat.
ACUAN MANA YANG BENAR ?
Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan
juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford, dll. (maaf, ini bukan
promosi) menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan lagi.
Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat
dijumpai dengan mudah di-dalam buku harian / diary/agenda yang biasanya
diberikan oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.
Salah satu konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara
internasional adalah sistem avoirdupois / avdp. (baca : averdupoiz).
1 ounce/ons/onza = 28,35 gram (bukan 100 g.)
1 pound = 453 gram (bukan 500 g.)
1 pound = 16 ounce (bukan 5 ons)
Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep
obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram. Apakah
kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek ?
Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum !!!
Jadi, kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan.
(ini hanya gambaran / ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan,
bukan kejadian sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)
KALAU BUKAN KITA YANG MENYELAMATKAN – LALU SIAPA ?
Melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua kalangan, baik kalangan
pemerintah, akademis, profesi, bisnis / pedagang, sekolah dan orang tua
dan juga yang lainnya untuk ikut serta mendukung penghapusan satuan “ons
dan pound yang keliru” dari kegiatan kita sehari-hari. Pengajaran system
timbang dgn. satuan Ounce dan Pound seharusnya diberikan sebagai
pengetahuan disertai kejelasan asal-usul serta rumus konversi yang benar.
Hal ini untuk membuang kebiasaan salah yang telah melekat dalam kebiasaan
kita, yang bisa mencelakakan / menyesatkan anak-anak kita, generasi
penerus bangsa ini.
# # # # #
Tulisan ini akan dikirimkan kepada media masa, baik cetak maupun
elektronik yang mau menyiarkannya demi kepentingan bangsa. Dipersilahkan
mengubah formatnya sesuai dengan ketentuan penyiaran masing-masing.
Juga kepada sekolah-sekolah, pabrik-pabrik serta LSM dan masyarakat umum,
untuk diketahui secara luas.
Bila anda merasa sependapat dengan saya, setuju untuk menghentikan
kesalahan ini demi masa depan anak bangsa Indonesia, silahkan diperbanyak
/ difoto copy dan disebar-luaskan sendiri.
Bila anda ragu-ragu terhadap kebenaran tulisan ini, silahkan menanyakannya
langsung kepada Direktorat Metrologi atau Balai Metrologi setempat dikota
anda berada.
Terima kasih saya ucapkan kepada anda yang peduli dan mau berpar-tisipasi
menyelamatkan masa depan anak-anak Indonesia. Semoga Tuhan memberkati
upaya ini, yang kita lakukan dengan tulus ikhlas tanpa pamrih sedikitpun.
# # # # #
Ditengah orang-orang waras, dia yang lain sendiri dianggap gila. Ditengah
orang-orang gila, dia yang waras justru dianggap gila. Memang banyak orang
yang benar, tetapi jangan diartikan bahwa yang diikuti banyak orang itulah
yang pasti dan selalu benar.
LEMBAR PELENGKAP TAKAR – UKUR – TIMBANG MENGIKUTI SISTEM METRIK YANG BERLAKU SEJAK THN 1799
Kuantitas Satuan Simbol Keterangan Panjang meter m Bukan mtr Luas meter persegi  m2 Isi meter kubik m3 Berat gram g Bukan gr Takaran liter l 1 l = 1.000 cm3 (cc)
Suhu derajad Celcius ºC
BEBERAPA SEBUTAN / AWALAN UNTUK FAKTOR PENGALI DALAM SISTEM METRIK
Awalan Faktor Pengal Simbol / Singkatan
Contoh Pemakaian
Giga 1.000.000.000 G GHz
mega 1.000.000 M MW
kilo 1000 k km
hecto 100
h ha
deka 10 da dam
deci 0,1 d dm
centi 0,01 c cm
mili 0,001 m ml
micro 0,000.001 μ
μF
dan seterusnya.
Dalam sistem metrik memang dikenal 1 are = 100 m2 khusus untuk ukuran
tanah yang diakui sah secara internasional.
Untuk satuan ONS yang mengartikan kelipatan 100 g., apalagi POUND yang
mengartikan kelipatan 500 g., tidak pernah ada didalam sistem metrik
maupun non-metrik / imperial yang pernah diberlakukan sah secara
internasional.


Rabu, 28 Agustus 2013

JADWAL PIKET GURU


JADWAL PIKET GURU
BULAN : SEPTEMBER
SDN 1 METENGGENG
TAHUN 2013/2014










NO HARI TANGGAL NAMA KET
1 SENIN 02-Sep-13 WASIS LESTARI S,Pd  
2 SELASA 03-Sep-13 SITI ROKHAYAH, S.Pd.SD  
3 RABU 04-Sep-13 SITI MUJIROH, S.Pd.SD  
4 KAMIS 05-Sep-13 PRAYITNO  
5 JUMAT 06-Sep-13 BANGKIT WAHYUDI, S.Pd  
6 SABTU 07-Sep-13 WAHYU HARIADI  
7 SENIN 09-Sep-13 SUTIKNO  
8 SELASA 10-Sep-13 SUHADI, S.Pd.SD  
9 RABU 11-Sep-13 HENING DIP, S.Pd  
10 KAMIS 12-Sep-13 UMU MAESAROH, S.S  
11 JUMAT 13-Sep-13 IRMA RIYATI, S.Pd.SD  
12 SABTU 14-Sep-13 WASIS LESTARI S,Pd  
13 SENIN 16-Sep-13 SITI ROKHAYAH, S.Pd.SD  
14 SELASA 17-Sep-13 SITI MUJIROH, S.Pd.SD  
15 RABU 18-Sep-13 PRAYITNO  
16 KAMIS 19-Sep-13 BANGKIT WAHYUDI, S.Pd  
17 JUMAT 20-Sep-13 WAHYU HARIADI  
18 SABTU 21-Sep-13 SUTIKNO  
19 SENIN 23-Sep-13 SUHADI, S.Pd.SD  
20 SELASA 24-Sep-13 HENING DIP, S.Pd  
21 RABU 25-Sep-13 UMU MAESAROH, S.S  
22 KAMIS 26-Sep-13 IRMA RIYATI, S.Pd.SD  
23 JUMAT 27-Sep-13 WASIS LESTARI S,Pd  
24 SABTU 28-Sep-13 SITI ROKHAYAH, S.Pd.SD  
25 SENIN 30-Sep-13 SITI MUJIROH, S.Pd.SD  








Metenggeng, 29 Agustus 2013



Kepala Sekolah























RATMONO, S.Pd



NIP. 19660902 198806 1 1001

Jumat, 28 Desember 2012

Permainan Bola Kecil


KASTI

A. Cara permainan

Pemain pemukul berada di dalam garis atau tempat bebas, cara bermain antara lain:
a. Bola dilempar oleh salah seorang tim penjaga
b. bola tersebut dipukul oleh tim yang sedang memukul
c. Pemukul sesudah memukul harus cepat berlari ke daerah tiang pertolongan atau tiang hinggap.

B. Aturan Pertandingan atau Permainan

Sebelum bermain kasti, ada beberapa
1. Gambar Lapangan Kasti
2. Pemain
Kasti dimainkan oleh 2 regu tiap regu berjumlah 15 orang, 3 sebagai cadangan atau pengganti dan 12 sebagai pemain inti. Regu yang main disebut partai pemukul regu yang jaga disebut partai lapangan
3. Tiang Pertolongan
Tiang pertolongan terbuat dari bahan yang tidak mudah patah, seperti besi, kayu, piber atau bambutiang pertolongan ditancapkan di tengah lingkaran dengan jari-jari 1 meter dan tinggi tiang pertolongan dari tanah ialah 1,5 meter, jarak tiang pertolongan dengan garis pemukul adalah 5 meter dan jarak dari garis samping 5 meter.

Cedera Olahraga


PENDAHULUAN


Salah satu cara untuk menjaga kesehatan adalah dengan olahraga yang rutin. Namun selain bisa menjadi hal yang positif, olahraga juga bisa mengakibatkan hal yang negatif, baik olahraga ringan maupun olahraga keras. Positif karena bisa menyehatkan tubuh maupun menyalurkan hobi. Akan tetapi dapat  menimbulkan efek negatif saat olahraga karena dapat menimbulkan cedera.
Olahraga yang dilakukan sesuai urutan yang benar yaitu pemanasan, inti dan penutup atau pendinginan akan menimbulkan efek positif. Pemanasan berguna untuk membuat otot-otot beradaptasi dengan kegiatan yang akan dilakukan tubuh sehingga otot tidak kaget dan meminimalisir terjadinya cedera.
Pemanasan dirasa cukup apabila denyut jantung telah mencapai 60% dari denyut jantung maksimal (DJM) atau Maximum Heart Rate (MHR). Denyut jantung maksimal dihitung dengan rumus 220 – umur. Aktifitas yang dapat dilakukan dalam pemanasan adalah stretching dan aerobik ringan.
Cedera adalah kekuatan yang berlebihan yang mengenai tubuh atau sebagian tubuh sehingga tubuh tidak dapat menahan tahanan tersebut. Cedera dapat terjadi pada saat melakukan olahraga kontak tubuh secara langsung dengan lawan maupun olahraga tanpa kontak tubuh. Cedera bisa terjadi pada otot, tulang, maupun jaringan tubuh lainnya. Ada beberapa macam jenis cedera antara lain strain, sprain dan robekan otot.

PEMBAHASAN


Renang merupakan salah satu cabang olahraga aquatic.Dalam olahraga renang, semua badan mulai dari tangan sampai kaki harus digerakan secara maksimal untuk mendapatkan gaya dorong yang maksimal pula.Selain itu, pengambilan nafas dengan juga harus dilakuan secara benar dan teratur.
Olahraga renang juga merupakan olahraga yang retan terhadap cedera.Selain kita harus menggerakan badan kita dengan maksimal,kita juga dihadapkan dengan hambatan gerak berupa air dan perubahan suhu badan saat didalam air.
Cedera yang ditimbulkan dalam olahraga renang biasanya tidak terlalu besar karena tidak ada benturan fisik.Tetapi jika cedera tersebut terjadi ditengah kolam renang, bisa menyebabkan tenggelam jika tidak segera ditolong.Dan cedera yang paling sering terjadi saat melakukan renang adalah Kram Otot.

v  Kram/kejang Otot
Kram otot adalah kontraksi otot secara menerus dan nyeri. Tanda-tanda yaitu sakit, hilang upaya, dan otot menjadi keras. Kram terjadi karena kelelahan yang amat sangat pada otot, perubahan suhu mendadak, penumpukan asam laktat.
Cara penanganan kram adalah kontraksi-relaksasikan otot yang mengalamai kram. Berikan gerakan vibrating atau digetarkan. Yang harus diperhatikan apabila terjadi kram jangan berikan pijatan pada otot yang kram.
Pencegahan kram dilakukan dengan cara melakukan pemanasan sebelum melakukan kegiatan, menghentikan kegiatan apabila otot sudah merasa lelah.









PENUTUP

Cedera merupakan hal biasa dalam olahraga.Namun cedera dapat dihindari dengan melakukan pemanasan terlebih dahulu.Pemanasan bertjan agar tubuh bisa beradaptasi dengan lingkungan atau kondisi tubuh saat melakukan kegiatan inti, sehingga otot tidak kaget.Pemanasan dapat dilakukan dalam bentuk peregangan, aerobic ringan maupun
 Jogging.
Dalam olahraga renang, cedera yang sering teradi adalah kram atau kejang otot.Pertolongan pertama pada kram otot adalah degan kontraksi relaksasi otot yang mengalami kram.

Atletik


BAB I
PENDAHULUAN

Olahraga lari telah mengalami perjalanan panjang. Ada banyak nomor dalam olahraga lari. Diantaranya lari jarak pendek yang meliputi lari 100 m, 200 m, dan 400 m. Lari jarak menengah yang meliputi 800 m, 1.500 m, dan 5.000 m. Lari jarak jauh 10.000 m dan lari marathon.
Lari jarak pendek termasuk salah satu bagian dari cabang olahraga atletik, yang merupakan salah satu bagian dari olahraga lari. Dinamakan lari jarak pendek karena jarak tempuh dari posisi start hingga finis tidak lebih dari 400 meter. Selain ditentukan jarak, lari jarak pendek juga dinamakan dengan sprint. Dinamakan sprint karena mengandalkan kecepatan otot, terutama otot tungkai untuk bisa bekerja dengan tenaga penuh atau full speed. Otot tungkai digunakan maksimal guna menghasilkan kecepatan lari dikarenakan menempuh jarak yang pendek sehingga menuntut seorang pelari untuk bisa mencapai garis finis dengan cepat. Sedangkan pelarinya disebut sprinter.
Indonesia memiliki beberapa nama yang terkenal di tingkat Asia Tenggara dalam cabang olahraga ini. Terbukti nomor lari jarak pendek ini menjadi salah satu andalan Indonesia di setiap pentas olahraga Asia Tenggara, yaitu SEA Games. Pada era tahun 80 hingga pertengahan 90an, Indonesia memiliki raja lintasan pendek ini. Nama PurnomoMuhammad Yudhi menjadi salah satu atlet jarak pendek yang disegani di Asia Tenggara.
Di era tahun 2000an, Indonesia kembali memiliki raja lari pendek ini. Nama Suryo Agung merupakan andalan Indonesia untuk nomor tersebut. Atlet tersebut beberapa kali membela Indonesia dalam pesta olahraga tersebut dan selalu berhasil meraih medali.

BAB II
ISI

Dalam olahraga atletik lari jarak pendek harus bisa mengetahui dengan baik teknik dalam berlari. Hal ini bertujuan agar tenaga yang dihasilkan pada otot tungkai bisa optimal. Selain itu, kita bisa menjaga keseimbangan dan juga meminimalisir hambatan hambatan angin. Namun yang paling dalam mengetahui teknik berlari adalah terhindar dari cedera.
Dalam berlari ada tiga proses yang harus diperhatikan. Ketiga proses tersebut adalah pada saat bersiap atau start, teknik saat berlari, dan teknik memasuki garis finis. Ketiganya harus dilakukan dengan tepat sehingga dapat meraih hasil yang optimal.
Secara lebih detail akan dijabarkan sebagai berikut.
1.      Teknik start
Pada lari jarak pendek digunakan start jongkok. Start jongkok ada tiga macam yaitu start pendek (short start), start medium (medium start), dan start panjang (long start). Aba-aba start pada perlombaan lari sprint adalah sebagi berikut :
·      Bersedia
     Pelari menuju tempat start di depan blok start dengan melangkah mundur seperti merangkak dengan meletakan kaki pada blok start disusul kaki belakang, kedua ujung kaki tetap menyentuh tanah. Jari-jari tangan membentuk huruf ‘V’ terbalik, diletakan tepat dibelakang garis start, dan kedua lengan lurus dengan sedikit melebar dari bahu. Kepala bagian belakang lurus dengan punggung, pandangan ke bawah atau ke depan sekitar 1 – 2 meter dari garis start dan konsentrasi pada aba-aba selanjutnya.
·      Siap
Angkat pinggul ke atas sehingga pinggul lebih tinggi dari bahu. Berat badan berada di kedua lengan. Lutut kaki depan membentuk sudut siku-siku (90) dan lutut kaki belakang membentuk sudut antara 120-140.
·      Ya atau bunyi pistol
     Kedua kaki menolak pada blok start, kedua tangan diangkat dari tanah bersamaan kemudian diayun bergantian. Kaki belakang diayun dengan cepat sedangkan badan condong ke depan, lutut dan pinggang diluruskan penuh saat akhir dorongan. Badan diluruskan dan diangkat pada saat kedua kaki menolak.
2.      Teknik berlari
Gerakan sprint, dibagi menjadi 3 gerakan yaitu :
·         Posisi tubuh pada saat lari
Posisi tubuh/badan condong ke depan secara wajar, serta otot sekitar leher dan rahang tetap rileks dengan kepala dan punggung dalam posisi segaris. Pada saat lari mulut tertutup dan rapat serta pandangan ke depan lintasan.
·         Ayunan kedua lengan
Ayunan lengan dilakukan dari belakang ke depan secara berganti-ganti dengan siku sedikit dibengkokan.
·         Gerakan langkah kaki
Langkah kaki panjang dan dilakukan secepat mungkin. Pendaratan kaki/tumpuan selalu pada ujung telapak kaki, sedangkan lutut sedikit dibengkokan.
3.      Teknik memasuki garis finis.
Memasuki garis finish merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai sukses. Keterlambatan persekian detik memasuki garis finish sangatlah rugi. Teknik memasuki garis finish :
·                     Membusungkan dada ke depan, saat menjelang garis finish
·                     Menjatuhkan salah satu bahu kedepan bawah, saat masih dalam posisi lari;
Yang dilarang adalah :
·                     Meloncat pada saat memasuki garis finish
·                     Menarik/menggapai pita finish
·                     Berhenti mendadak atau mengurangi kecepatan di garis finish

Dari ketiga teknik dalam lari sprint tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
·         Konsentrasilah pada saat start dan lari
·         Pertahankan lari dari mulai start sampai garis finish
·         30 meter menjelang finish lari harus dipercepat
·         Sikap lari tetap pada jalur lurus
·         Badan tidak oleng ke kiri maupun kanan

NOMOR YANG DILOMBAKAN DALAM ATLETIK LARI JARAK PENDEK
1.        Lari 100 meter
Lomba lari jarak pendek 100 meter diselenggarakan di salah satu sisi lintasan atletik outdoor. Nomor ini dianggap nomor paling bergengsi dalam cabang olahraga atletik. Pemegang rekor dunia 100 meter sering disebut “manusia tercepat”.
Usain Bolt dari Jamaika merupakan pemegang rekor dunia putra lari jarak pendek, dengan catatan waktu 9,58 detik. Rekor tersebut diciptakan pada 16 Agustus 2009 dalam Kejuaraan Dunia Atletik 2009 di Berlin. Pemegang rekor dunia putri adalah mendiang Florence Griffith Joyner. Hingga sekarang belum ada sprinter putri yang bisa memecahkan rekor 10,49 detik yang diciptakan Florence pada tahun 1988.

2.        Lari 200 meter
Start lomba atletik lari jarak pendek 200 meter di lakukan di tikungan lintasan standar. Posisi start para pelari diatur agar setiap pelari menempuh jarak yang sama hingga finish di bagian lintasan yang lurus. Karena itu, dalam atletik lari jarak pendek 200 meter, posisi para pelari tidak lurus pada saat  start.
Rekor dunia nomor 200 meter putra, yakni 19,19 detik dicatat oleh Usain Bolt pada Kejuaraan Dunia Atletik di Berlin. Sementara pemegang rekor dunia putri adalah Florence Griffith Joyner dengan catatan waktu 21,34 detik pada Olimpiade Seoul 1988.

3.        Lari 400 meter
Dalam cabang atletik lari jarak pendek nomor 400 meter, para peserta lomba berlari satu putaran melewati lintasan. Sebagaimana dalam lomba 200 meter, posisi start para pelari diatur agar setiap pelari menempuh jarak yang sama.
Rekor dunia cabang atletik lari jarak pendek 400 meter putra saat ini dipegang Michael Johnson dari Amerika Serikat dengan catatan waktu 43,18 detik. Sementara pemegang rekor dunia putri adalah Marita Koch dari Jerman Timur dengan catatan waktu 47,60 detik dan bertahan sejak tahun 1985.

PARA SPRINTER ATLETIK LARI JARAK PENDEK LEGENDARIS
            Pada masa Olimpiade Berlin 1936, James Cleveland “Jesse “ Owens dari Amerika Serikat meraih 4 medali emas. Sprinter berkulit hitam ini memenangi cabang atletik jarak pendek nomor 100 meter dan 200 meter dan atletik lompat jauh. Selain itu juga sebagai tim dari Amerika Serikat yang memenagi nomor estafet 4 x 100 meter.
James “Jim” Ray Hines merupakan pelari atletik lari jarak pendek pertama yang menembus batas 10 detik dalam nomor 100 meter. Pada Olimpiade Meksiko 1968, pelari Amerika Serikat ini memenangi nomor 100 meter putra dengan catatan waktu 9,95 detik. Catatan waktu Hines tersebut menjadi rekor dunia dan bertahan selama 15 tahun. Pada 1983, barulah rekor tersebut dipcahkan Calvin Smith, juga dari Amerika Serikat, dengan catatan waktu 9,93 detik.
Sprinter paling fenomenal dalam daswarsa 1980-an adalah Frederick Carlton “Carl” Lewis. Sepanjang kariernya sebagai atlet, pelari Amerika Serikat ini meraih 10 medali Olimpiade ( 9 diantaranya medali emas ). Selain itu juga meraih 10 medali Kejuaraan Dunia ( 8 diantaranya medali emas ).
Dibagian putri, Florence Griffith Joyner dinobatkan sebagai “perempuan tercepat sepanjang masa”. Rekor dunia cabang atletik lari jarak pendek 100 meter dan 200 meter nya yang dibuat pada 1988 masih bertahan hingga sekarang.
Untuk saat ini, sprinter terhebat tentu saja pemegang rekor dunia 100 meter dan 200 meter, Usain Bolt dari Jamika. Ia bersaing ketat dengan rekan senegaranya, Asafa Powell dan juga pelari dari Amerika Serikat, Maurice Green dan Tyson Gay.

BAB III
PENUTUP
               
Atletik lari jarak pendek sangat berbeda dengan lari jarak menengah, lari jarak jauh maupun lari marathon. Lari jarak pendek hanya memaksimalkan kerja otot tungkai sehingga menghasilkan kecepatan yang optimal, sedangkan atletik lari jarak yang lain selain menggunakan kerja otot tungkai juga dipengaruhi oleh ritme pernafasan maupun ritme lari.
Atletik lari jarak pendek terdiri dari beberapa nomor, yaitu 50 meter, 60 meter, 100 meter, 200 meter dan 400 meter. Untuk nomor 50 meter dan 60 meter hanya diperlombakan untuk amatir saja.
Ada tiga teknik dalam berlari yang sangat berpengaruh terhadap hasilnya. Ketiga teknik tersebut adalah teknik start, teknik berlari dan teknik memasuki garis finsh. Start terdiri dari tiga jenis yaitu start pendek, start medium/menengah dan start panjang. Teknik/gerakan berlari dibagi menjadi tiga gerakan, yaitu posisi tubuh, ayunan kedua lengan dan gerakan langkah kaki.
Teknik memasuki garis finish ada beberapa macam, diantaranya lari teru tanpa mengurangi kecepatan, membusungkan dada, dan menjatuhkan salah satu bahu ke depan bawah. Hal-hal yang dilarang saat akan memasuki garis finis adalah meloncat, menarik/menggapai pita finish dan berhenti mendadak.